Cara Kerja Allah Mengayomi HambaNya ‎(Kisah Kaum Nabi Daud A.S)

Semesta yang kita singgahi saat ini tidak lepas dari suatu fenomena. Yang mana semua fenomena tersebut adalah ciptaan Tuhan, Allah Yang Maha Esa dan Kuasa. Fenomena atau ciptaan tersebut, diciptakan dengan suatu sistem yang tunduk pada sebab dan akibat. Sedangkan sebab-akibat itu sendiri sangat tunduk pada kekuasaan Allah. 
Seperti halnya pada ujian sekolah, apakah seorang murid itu pasti akan lulus? Tentu jawabannya tidak. Mengapa? Karena hal tersebut adalah kemungkinan, mungkin lulus dan mungkin tidak. Mungkin lulus bila orang tersebut rajin belajar sehingga ujian berjalan lancar. Namun, ternyata memiliki keuletan dalam belajar juga tak cukup bila tidak diimbangi dengan do'a, yakin, tawakal pada Allah. Karena Allah memiliki sesuatu kemampuan yang tidak bisa dinalar oleh seseorang. Misalnya orang tersebut sudah begitu rajinnya, namun ketika mendekati ujian, ia tiba-tiba tidak bisa mengikuti ujian karena ada hal-hal yang tidak memungkinkannya, misalnya sakit dan lain sebagainya. Sehingga ujiannya yang diyakini akan lulus karena kesungguhan, ternyata tidak lulus dan harus mengulang karena sesuatu yang tak terduga. Misal lainnya, ada seseorang yang ingin belanja dan ia memiliki uang cash yang cukup banyak. Ia telah merencanakan untuk membeli ini dan itu. Ketika sampai toko, yang seharusnya ia telah berhasil membeli list belanjaanya, ternyata ia tak mampu membelinya. Mengapa? Bukan karena uang, akan tetapi ada sesutu yang tak terduga olehnya, yaitu toko tersebut tidak menerima uang cash dalam transaksinya. Begitulah cara Allah berbuat sesuatu pada hambaNya dengan cara yang tak mampu digambarkan oleh duga dan nalar, yang mana hal itu sudah lumrah terjadi pada kita, hanya saja kita menyebutnya dengan kebetulan atau tiba-tiba.
Dari uraian di atas, teringat suatu kisah yang menarik pada zaman Nabi Daud A.S.. Di kaum Nabi Daud, tidak ada seorangpun yang miskin kecuali seorang ibu-ibu yang bekerja sebagai penyulam pakaian. Sehari-hari ia menyulam pakaian untuk dijual dan hasilnya untuk makan sehari-hari bersama anak-anaknya. Suatu ketika ia menyulam pakaian, saat sulaman terakhir, tiba-tiba datanglah seekor burung besar dan mengambil jarum, benang, hingga pakaiannya dengan cengkraman cakarnya. Alhasil, si ibu tersebut terkejut dan berusaha mengejar burung tersebut. Akan tetapi, burung tersebut tak mampu dikejarnya. Ia menangis dan merintih. Lalu ia segera menghadap kepada Nabi Daud A.S.. "ya nabi, apakah engkau tidak melihat saya ini? Aku seorang yang miskin yang hanya memiliki jarum dan benang untuk menyulam pakaian. Dan kini asetku satu-satunya itu lenyap diambil burung besar. Maka tolonglah saya atau saya tak akan mengikuti petunjuk kenabianmu, bahkan Tuhanmu lagi."
Nabi Daud, berkata "tunggu sebentar dulu, tetaplah disini, saya akan sambut tamu dulu".
Saat nabi Daud menyambut tamu, ternyata kedatangan tamu tersebut ingin bersedekah sebanyak 300 Dinar dan mereka memberi pesan kepada Nabi Daud untuk diberikan kepada orang yang paling miskin di kaumnya. Pada saat itu, ada 3 kelompok tamu yang masing-masing kelompok menyedekahkan 300 Dinar yang sama.
Kemudian, nabi Daud bertanya pada salah satu kelompoknya, "dalam rangka apa gerangan menyedekahkan uang sebanyak ini?"
Tamu berkata : "saya menyedekahkan ini karena saya bersyukur sekali karena tangkapan ikan begitu dahsyat tidak seperti biasanya, dan yang paling dahsyat, kami diselamatkan dari gelombang angin yang sangat kencang sedangkan layar kami pada saat itu robek. Namun tiba-tiba, Datanglah seekor burung yang memberikan jarum dan benang yang begitu cukup untuk memperbaiki layar kami".
Mendengar cerita dan tujuan kedatangan tamu tersebut, si ibu menjadi yakin bahwa kekuasaan Allah, itu benar-benar diluar nalar manusia. Dan ia menjadi orang yang kaya dan sangat beriman.
***
Pada akhirnya, Kita tidak bisa hanya mengandalkan keyakinan kita kepadaNya tanpa berusaha. Dan begitu pun sebaliknya, kita tidak bisa hanya bergantung pada sebab-akibat tanpa memiliki keyakinan serta tawakal kepadaNya. 

(Mojokerto, 23 feb 23)
Disampaikan saat pengajian Gus rektor
Khulashoh aqoid fil islam

Komentar

  1. Bagus banget tulisannya. Kadang kalau ditimpa cobaan berat reaksi kita ekstrim entah itu berputus asa atau jadi nekad marah-marah. Yang saya tangkap dari kisah di atas adalah nasehat agar ketika kena musibah berusaha tetap sabar syukur nggak terjebak ke reaksi yang ekstrim tersebut.

    BalasHapus
  2. Allah SWT itu sayang banget sama hambaNYA ya. Kitanya aja yang sering kurang ilmu, pemahaman, dan keyakinan, akhirnya putus asa, mengeluh, dan marah2.

    BalasHapus
  3. Rezeki memang sebuah misteri. Ceritanya sederhana, namun sungguh mengena di hati,,, terimakasih Kak,,,

    BalasHapus
  4. MasyaAllah.. mernarik sekali tulisan ini. Thanks yaa ka sudah berbagi ceritanya :)

    BalasHapus
  5. Tulisannya menarik, karena kalo cuma dipikir by logika manusia tentu tidak akan masuk. Btw Makasih ya

    BalasHapus
  6. Pelajaran saat masa-masa di sekolah madrasah mengajarkan bahwa saat kita bekerja itu "tidak boleh ketinggalan doa dan tawakal kepada Allah". Namun saat ini memiliki orang dalam punya pengaruh yang besar. Ini tidak selamanya salah dan tabu. Karena salah satu kelebihan dari silaturrahim adalah dimudahkan rejekinya.

    BalasHapus
  7. dari kisah tersebut memang selain kita harus beriktiar semaksimal mungkin kita harus bertawakal kepada Allah SWT. apabila kita sudah bertawakal tentu akan lebih tenang fikirannya karena segala sesuatu di luar kontrol kita sudah menjadi takdir Allah SWT

    BalasHapus
  8. MashaAllah~
    Semua harus seiring sejalan ya.. Dengan niat yang baik dan hanya berharap rodlo Allah, semoga ikhtiar maksimal kita semua bisa memperoleh hasil yang ditargetkan atau malah lebih banyak lagi.

    BalasHapus
  9. Terimakasih semua, semoga sama-sama menjadi insan yang lebih baik

    BalasHapus
  10. Cerita yang indah sebagai pengingat. Terkadang reaksi terlalu belebihan membuat kita lupa menelaah hikmah dibalik kejadian

    BalasHapus
  11. Saya jadi ingat bahwa Tuhan tidak memberi kita cobaan agar kita naik kelas. Semakin tinggi levelnya semakin tinggi juga cobaannya. Ini sebagai pengingat buat umatnya bahwa Tuhan selalu tahu apa yang kita butuhkan di setiap cobaan yang diberikan. ❤️

    BalasHapus
  12. Luar biasa pertolongan Tuhan memang nyata adanya namun terkadang kita terlalu cepat mengeluh.

    BalasHapus
  13. Saya sukka kalimat penutupnya, "Kita tidak bisa hanya mengandalkan keyakinan kita kepadaNya tanpa berusaha". Kita harus tetap berusaha dan yakin kepada-Nya.

    BalasHapus
  14. Kisah para nabi adalah kisah yang tak lekang dimakan jaman. Selalu ada "pesan" tersirat di dalamnya.

    BalasHapus
  15. Allah selalu punya cara untuk menjaga dan menyayangi hamba-hambaNya. Setiap kesulitan yang kita pikir akan terasa berat ternyata merupakan cara Allah melindungi hambanya

    BalasHapus
  16. Masya Allah sebagai manusia emang harus banyak2 bersyukur yaa

    BalasHapus
  17. Terima kasih sudah sharing, emang manusia itu harus bamyak bersyukur :)

    BalasHapus
  18. Seberapa besarpun ujian yang di berikat Allah kepada makhluk bisa dipastikan bahwa ujian itu tidak akan lebih dari kemampuan makhluk tersebut

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Inspiratif: Ibu Enam Anak yang Berprestasi

Tidak ada kaitannya marah dengan baik (cerita Nabi dengan istrinya, Shofia)

berbincang Asyik tentang kebinekaan bersama kemendikbud