Postingan

Kisah Inspiratif: Ibu Enam Anak yang Berprestasi

Gambar
Seorang lelaki beruntung—yang mempunyai enam anak—membagikan pengalamannya bagaimana resep cespleng  bisa mempunyai anak yang berprestasi dengan kesalehan dan kecerdasan di atas rata-rata. Siang itu, aku dan istri duduk melihat anak sulung kami, Muhammad, yang sedang berdiri di atas mimbar dalam acara wisudanya. Anak sulung kami itu menjadi salah satu lulusan terbaik di kampusnya. Ia mendapatkan predikat cum laude  dengan nilai yang hampir sempurna. Aku tersenyum bangga melihat prestasi anakku itu. Namun, rasa bangga itu lebih aku haturkan kepada perempuan yang ada di sampingku, yaitu istriku. Kulirik istriku, senyumnya masih mengembang sambil sesekali menyeka air mata kebahagiaan. Mungkin ini menjadi pengalaman yang tidak asing lagi bagiku. Setiap kali menghadiri undangan di kampus yang di sana terselip acara penghargaan, pasti istriku menangis. Tidak lain karena pada setiap acara itu, pasti nama anak kami selalu disebut. Padahal, setiap tahun, kami bisa menghadiri dari tiga kali peri

Santri Berpolitik, Siapa Takut! (Essai)

Gambar
 (foto: https://id.pinterest.com/pin/5488830788970734/) Salah satu hal yang harus kita sadari sebagai santri adalah bersyukur. Mengapa? Karena kita tidak hanya dibekali dengan ilmu agama, melainkan dengan ilmu kehidupan. Ilmu itulah yang dapat mengantarkan kita kepada kehidupan yang lebih bermakna. Jika kita ingat-ingat kembali, bahwa santri memang terbiasa dengan keragaman pendidikan yang bersifat menyeluruh. Sebagaimana yang dikatakan oleh (Anggi Afriansyah, 2016) bahwa pendidikan pesantren meliputi olah pikir, olah hati, olah karsa dan olah raga. Olah pikir melalui kegiatan pembelajaran baik pelajaran umum maupun agama, seperti pengajian tafsir, kitab kuning, pelatihan bahasa atau pidato. Olah hati melalui pembiasaan kegiatan ibadah, seperti sholat malam, sholat berjama’ah, sholawatan, tadarus Al-Qur’an, dzikir dan istighosah. Olah karsa melalui pengasahan soft skills seperti tanggung jawab, percaya diri, juga sikap saling toleran, gotong royong, menghargai dan menghormati kepada se

Kiat dan Manfaat Menulis ala Kiyai Zainuddin dan Gus Najih

Gambar
Pada hari Senin (21/08/23) Kiyai Zainuddin dan Gus Najih membeberkan kiat dan manfaat menulis saat kegiatan literasi ke-VI yang diselenggarakan oleh CRIS di Pesantren Alam Prigen, Jawa Timur.  CRIS atau Center for Research and Islamic Studies merupakan suatu organisasi yang berfokus pada penelitian ilmiah maupun populer dengan fokus studi Islam. Organisasi ini telah berdiri sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. Dan saat ini tetap eksis bahkan banyak mengkaderkan cendikiawan muslim. Selain itu, CRIS telah berhasil membuat platform media digitial, di antaranya tafsirquran.id dan hadispedia.id yang tiap harinya banyak dikunjungi. Pada kegiatan literasi ke-VI tersebut, Kiyai Zaenuddin selaku pimpinan pondok pesantren alam Prigen menyampaikan bahwa menulis harus didasari dengan rasa semangat. Kemudian teruslah produktif menulis sekecil apapun saat longgar. Beliau menceritakan saat menulis manuskrip kitab dengan penuh ketelatenan. Saat bertemu dengan tamu, beliau menjeda tulisan

berbincang Asyik tentang kebinekaan bersama kemendikbud

Gambar
Pada hari Jum'at (11/08/23), saya mengikuti kegiatan berbincang asik bersama Habib Ja'far, kak Chatarina, dan kak Yosi yang diselenggarakan oleh Kemendikbud di Malang. Pada kegiatan tersebut, Habib Ja'far menyampaikan bahwa kebinekaan atau perbedaan adalah kehendak Tuhan. Hal itu senada dengan yang pernah disampaikan Gus Dur bahwa Tuhan sangat menghendaki perbedaan bukan perpecahan. Habib Ja'far kemudian menyederhanakan bahwa perbedaan itu telah ada di sekitar kita, bahkan kita lahir pun dengan banyak perbedaan. Tangan kanan tak mungkin sama persis dengan tangan kiri, begitu pun mata kanan tak mungkin sama persis dengan mata kiri. Hal itu tidak lain menandakan keindahan dan keistimewaan. Begitu pun kita dilahirkan dari perbedaan dari ayah dan ibu, seorang laki-laki dan perempuan. Kita dengan adek atau kakak sendiri pun tak mungkin sama, ada perbedaan. Ketika kita menyaksikan lingkungan kita, pohon-pohon tak mungkin sama satu dengan yang lain. Begitu pun bina

Pesan dari Seorang Ayah (1)

Gambar
  Konon, salah satu kebahagiaan dalam pernikahan adalah dikarunia seorang anak. Melihat pertumbuhan seorang anak, hari demi hari adalah hal yang mengesankan bagi orang tua. Melihat perkembangan anak dari memakan bubur hingga nasi, mendengar ungkapan anak yang terbata-bata "ababa/umama" menjadi "ayah/bunda", memandang senyuman anak hingga tertawa, dan semua perkembangan seorang anak tentu menjadi energi bagi setiap orang tua. Ketika seorang anak memasuki usia remaja dan dewasa, di antara beberapa anak melanjutkan ke dunia perkuliahan atau pekerjaan. Saat itu, ia benar-benar berjuang di dunia yang penuh rintangan. Saat itu pula, seorang anak jauh dari jangkauan dan pandangan orang tua. Tentu, saat itu seorang ayah atau ibu belum tentu dapat mengawasi dan menjaga anaknya seutuhnya. Karena, orang tua sebagai manusia yang memiliki keterbatasan tidaklah kuasa mengawasi seorang anak secara mutlak, melainkan dengan kasih sayang Allah. "Nak, di mana pun engkau berada, j

Belajar dari Burung Murai Batu

Gambar
 Burung Murai Batu atau Kucica hutan merupakan salah satu burung yang memiliki kicauan sangat indah. Tak aneh apabila banyak orang yang gemar memelihara burung tersebut untuk sekedar menghilang stress hingga dikonteskan dipelbagai ajang lomba kicauan. Dan fantastisnya, apabila burung tersebut memiliki kicauan bagus dan banyak memperoleh kejuaraan, tidak sedikit para sultan berani membeli burung tersebut dengan harga yang spektakuler, dari harga 50 juta hingga 1 M. Dalam membudidayakan burung tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, mencari indukan terutama jantan yang memiliki rekam jejak sebagai seekor burung juara berkicau. Kedua, Seorang jantan dan betina harus sama-sama memiliki keterikatan, apabila tidak memiliki keterikatan, maka akan mengakibatkan salah satu burung cedera, karena burung ini termasuk burung yang agresif. Ketiga, pastikan pakan, air terpenuhi juga menambahkan sedikit vitamin burung seraya memastikan kandang selalu bersih. Dari ulasan tersebut,

Konsep Allah dan Malaikat

Gambar
Dulu saat masih kecil pernah bertanya-tanya, mengapa Allah Yang terkenal dengan Maha Agung dan Penuh kekuasaan-Nya kok masih membutuhkan ajudan atau malaikat. Pertanyaan tersebut terjawab saat pengajian kitab Khulashoh al-'aqoid fi al-Islma karya Syekh Muhammad Zaki Ibrohim bersama Gus Mauhib. Gus Mauhib menyampaikan bahwa Allah memiliki malaikat bukan karena ketidakmampuan Allah mengurus alam semesta, justru dengan Dzat Allah sendiri pun bisa. Akan tetapi, dengan adanya malaikat, justru hal tersebut membuat Allah semakin kredibel atas keagungan-Nya. dan Malaikat pun memiliki keberkahan berupa derajat yang baik sebagai ajudannya Allah. penejelasan tersebut dianalogikan seperti seorang kiai dan supirnya. Seorang kiai disupiri oleh seorang supir bukan berarti seorang kiai tidak mampu mengemudi kendaraannya sendiri, namun dengan adanya supir, seorang Kiai tersebut memiliki kewibawaan tersendiri. Dan seorang supir kiai pun memiliki keberkahan tersendiri karena menyupiri seorang kiai. B