Belajar dari Burung Murai Batu


 Burung Murai Batu atau Kucica hutan merupakan salah satu burung yang memiliki kicauan sangat indah. Tak aneh apabila banyak orang yang gemar memelihara burung tersebut untuk sekedar menghilang stress hingga dikonteskan dipelbagai ajang lomba kicauan. Dan fantastisnya, apabila burung tersebut memiliki kicauan bagus dan banyak memperoleh kejuaraan, tidak sedikit para sultan berani membeli burung tersebut dengan harga yang spektakuler, dari harga 50 juta hingga 1 M.

Dalam membudidayakan burung tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, mencari indukan terutama jantan yang memiliki rekam jejak sebagai seekor burung juara berkicau. Kedua, Seorang jantan dan betina harus sama-sama memiliki keterikatan, apabila tidak memiliki keterikatan, maka akan mengakibatkan salah satu burung cedera, karena burung ini termasuk burung yang agresif. Ketiga, pastikan pakan, air terpenuhi juga menambahkan sedikit vitamin burung seraya memastikan kandang selalu bersih.

Dari ulasan tersebut, yang menarik adalah rekam jejak indukan yang memiliki kicauan bagus. Karena, ketika indukannya memiliki kicauan bagus dan banyak menjuarai lomba, maka hal tersebut memiliki peluang besar bahwa anakannya pun akan memiliki kicauan bagus. Seperti di antara orang yang ingin memiliki keturunan baik, maka calon pasangannya pun harus dipastikan baik (tergantung pembaca baik dalam segi apanya ya hehe). Namun, hal tersebut tidak lah mutlak. Allah dengan segala keadilannya memberikan peluang yang besar bagi manusia. Jika seseorang ingin memiliki keterampilan meskipun tidak memiliki previlege, maka ia masih bisa memiliki keterampilan dengan terus berlatih atau berusaha. Seseorang yang ingin memiliki keturunan baik, meskipun ia dilahirkan dari orang tua sederhana, maka tetap berusaha dengan riyadhoh disertai petunjuk seorang guru.

Terakhir, semakin bagus kicauan burung dan memiliki prestasi kicauan, maka semakin tinggi pula nilai burung murai batu tersebut. Halnya seperti semakin baik keterampilan seseorang, maka semakin baik dan tinggi pula value orang tersebut. Akan tetapi, dalam Islam, tidak lah hanya seperti itu, karena esensi value seseorang adalah budi pekerti. Semakin baik budi pekerti seseorang, semakin baik pula nilai ia disisi Tuhan dan semesta. (hanya sebagian perspektif)

wallahu 'alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Inspiratif: Ibu Enam Anak yang Berprestasi

Tidak ada kaitannya marah dengan baik (cerita Nabi dengan istrinya, Shofia)

berbincang Asyik tentang kebinekaan bersama kemendikbud