Sinergisitas Mahasiswa dan Aparatur Pemerintah dalam Mendorong Pembelajaran Jarak Jauh Yang Efektif Bagi Generasi Cerdas Masa Depan


Kegiatan pembelajaran merupakan asumsi primer bagi siswa. Setiap hari siswa dibekali ilmu oleh guru. Kegiatan pembelajaran tersebut tidak boleh terlewatkan. Karena dalam kegiatan pembelajaran, siswa bukan hanya mengenyam ilmu dan pengetahuan, akan tetapi siswa didik agar terdidik dan diasah agar berkarakter akhlaqul karimah.

Namun, pada tahun 2020 ini, hampir seluruh negara di belahan dunia sedang berperang melawan pandemi corona (Corona Virus Disease-2019). Tak terkecuali negera Indonesia yang saat ini sedang berupaya terus menanggulangi dan menekan penyebaran virus ini. Salah satu upaya tersebut yaitu penerapan protokol kesehatan, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan physical distancing (menjaga jarak aman).

Pandemi corona merupakan penyakit menular yang menginfeksi saluran pernafasan. Penyakit ini pertama kali diindentifikasi di Kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Penyakit ini tergolong penyakit yang sama sekali tidak boleh diremehkan. Karena penyakit ini dapat menyerang siapapun dan tidak mengenal jenjang usia. Terlebih penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang parah hingga kematian.

Ancaman virus ini serta kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menanggulanginya mengakibatkan perubahan sistem dalam beberapa sektor, di antaranya sektor pendidikan. Dalam dunia pendidikan, sistem pembelajaran konvensional atau tatap muka tidak bisa diselenggarakan seperti pada biasanya. Bukan hanya negara Indonesia, melainkan menurut UNESCO ( The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) tercatat lebih dari 90% siswa dunia mengalami penutupan sekolah karena pandemi corona. Oleh karena itu, di Indonesia sendiri, pembelajaran tetap terselenggarakan meskipun dengan perubahan sistem, yaitu dengan sistem pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui teknologi komunikasi dan informasi sebagai mediator utama, karena terpisahnya guru dengan murid. PJJ ini bisa diartikan sebagai pembelajaran daring. Pembelajaran daring ialah pembelajaran yang diselenggarakan tanpa tatap muka melainkan melalui jaringan internet. Meskipun berbeda istilah nama, namun PJJ dan pembelajaran daring ini memiliki esensi yang sama, yaitu sebagai sistem alternatif pengganti sistem konvensional.

Sistem PJJ telah diselenggarakan oleh beberapa wilayah provinsi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 2020. Sistem tersebut telah termaktub dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa  Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Dan sistem ini, tetap diselenggarakan hingga kini, tahun ajaran baru (2020-2021).

Setiap guru berupaya memberikan pembelajaran yang efektif bagi siswa pada masa pandemi ini. Di antaranya, guru memberikan media pembelajaran semenarik dan semudah mungkin dikenyam oleh siswa. Dimulai dari pemilihan aplikasi mediator pembelajaran, seperti melalui whatsapps, google meet, zoom, telegram, google classroom, dan lain-lain. Juga pemilihan bentuk intruksi pembelajarannya, apakah bentuk powerpoint, pdf, gambar dan lainnya sehingga siswa merasa mudah dalam memahami dan mengerjakannya.

Kendati demikian, pada dasarnya siswa sangat membutuhkan bimbangan belajar secara langsung oleh guru. Semisalnya dalam pelajaran matematika yang tidak diragukan lagi bahwa siswa SD, SMP, bahkan SMA sangat membutuhkan arahan dan penjelasan secara langsung oleh guru. Namun, tidak setiap guru mampu melakukan pembelajaran home to home di masa pandemi ini. Maksudnya guru di sini mendatangi rumah siswa secara langsung. Karena tidak setiap guru di sekolah berdomisili sama dengan rumah murid.

Selain siswa sangat membutuhkan bimbingan secara langsung, terdapat pula sesuatu yang sangat penting dalam keberlangsungan PJJ ini. Yaitu fasilitas mediator pembelajaran berupa data selular atau wifi dan alat komunikasi seperti HP atau laptop. Karena saat pandemi ini, pembelajaran tidak ajak berjalan tanpa fasilitas tersebut.

Sangat disayangkan apabila masa pembelajaran siswa tumbuh tanpa proses bimbingan belajar secara intensif serta fasilitas mediator pembelajaran yang kurang tersedia. Hal ini lah yang menjadi peran seksama dalam mendorong pembeajaran efektif guna terciptanya generasi cerdas dan aktif.

Peran tersebut bisa dilakukan khususnya oleh mahasiswa dan aparatur pemerintah. Pertama mahasiswa, mahasiswa memiliki peran yang besar yaitu selain sebagai calon pemimpin masa depan, mereka memiliki esensi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya yaitu pengabdian terhadap masyarakat. Setinggi-tingginya mahasiswa belajar, akan berujung terhadap pengabdian terhadap masyarakat. Dan pada masa pandemi ini, seorang mahasiswa yang berada pada dusun tertentu dapat menjadi tutor atau kakak pendamping dalam pembelajaran mereka. Sehingga kesulitan yang dirasakan siswa dalam memahami pelajaran dapat dibantu oleh kakak pendamping. Kedua aparatur pemerintah, dimulai dari camat, polsek, kodim, hingga kepala desa. Mereka ialah aparatur pemerintah yang menjaga kestabilan masyarakat dan daerah sesuai dengan tugasnya. Dalam hal ini, mereka juga mampu menyediakan layanan fasilitas mediator pembelajaran, baik berupa penyediaan tempat sehat (sesuai dengan protokol kesehatan), alat komunikasi serta wifi. Karena esensi mereka ialah mengabdi terhadap masayarakat, karenanya kebutuhan primer masayarakat perlu yang diutamakan.

Oleh karena itu, mahasiswa dan aparatur pemerintah dapat melakukan pengabdian terhadapat masayarakat secara seksama dan bersinergi. Mahasiswa sebagai tenaga pengajar pendamping siswa, sedangkan aparatur pemerintah sebagai penyuplai fasilitas serta sebagai penjamin layanan keamanan dan kesehatan setempat. Apabila sinergisitas ini tercipta, maka tidak akan ada yang mampu menghalangi termasuk kondisi pandemi dalam meraih mimpi Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa.


Oleh : Muhammad Rifki

seorang guru MI Miftahul Huda Simbaringin Kutorejo Kab. Mojokerto

Komentar

  1. http://arqymansur.blogspot.com/2020/08/sinergisitas-mahasiswa-dan-aparatur.html?m=1 peserta lomba blog nomor 118

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Inspiratif: Ibu Enam Anak yang Berprestasi

Esensi Keberhasilan Umat Muslim

Tidak ada kaitannya marah dengan baik (cerita Nabi dengan istrinya, Shofia)