Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Pesan untuk penimba ilmu (1)

Gambar
Saat pengajian kitab ihya Ulumuddin yang dibacakan oleh Romo KH. Hasbullah Mun'im, Imam Syafi'i R.A pernah berkata: كتب حكيم إلى حكيم قد أوتيت علما فلا تدنس علمك بظلمة الذنوب فتبقى في الظلمة يوم يسعى أهل العلم بنور علمهم. "Seorang hakim menulis surat kepada rekannya yang sama-sama seorang hakim. Dalam surat tersebut, ia mengingatkan rekannya,"Sungguh, anda benar-benar telah diberi ilmu, maka janganlah mencemarinya dengan kegelapan dosa. (Apabila hal itu terus dilakukan) maka tanggunglah atas langgengnya dalam kegelapan saat para ahli ilmu naik (derajatnya) dengan cahaya ilmunya.

Sekilas tentangi Buku "Filsafat Kebahagian" karya Dr. Fahruddin Faiz

Gambar
Dalam buku "filsafat kebahagiaan", bahwa dalam diri manusia terdapat 3 unsur yang memiliki potensinya masing-masing sesuai karakternya: unsur malaikat, unsur syaitan, dan unsur hewan.  Oleh karena itu, manusia dianugerahi pikiran untuk berpikir dan hati untuk diasah. Sehingga kehidupan merupakan challenge bagi seseorang bagaimana ia bisa menemukan fitrahnya sebagai manusia. Salah satu hal yang dapat membuat seseorang bahagia adalah dengan berbuat baik. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Al-baihaqi : جبلت القلوب على حب من أحسن إليها وبعض من أساء إليها "Hati ini diciptakan dengan fitrah mencintai orang yang berbuat baik kepadanya dan membenci orang yang berbuat buruk kepadanya". Sejalan dengan itu, Gus Mauhib mendawuhkan bahwa keberhasilan bukanlah sebagai kunci kebahagiaan yang utama, melainkan kebahagiaan adalah kunci dari keberhasilan dari keberhasilan itu sendiri Demikianlah yang mungkin berkaitan dengan apa yang ada dalam buku...

Kisah Inspiratif: Ibu Enam Anak yang Berprestasi

Gambar
Seorang lelaki beruntung—yang mempunyai enam anak—membagikan pengalamannya bagaimana resep cespleng  bisa mempunyai anak yang berprestasi dengan kesalehan dan kecerdasan di atas rata-rata. Siang itu, aku dan istri duduk melihat anak sulung kami, Muhammad, yang sedang berdiri di atas mimbar dalam acara wisudanya. Anak sulung kami itu menjadi salah satu lulusan terbaik di kampusnya. Ia mendapatkan predikat cum laude  dengan nilai yang hampir sempurna. Aku tersenyum bangga melihat prestasi anakku itu. Namun, rasa bangga itu lebih aku haturkan kepada perempuan yang ada di sampingku, yaitu istriku. Kulirik istriku, senyumnya masih mengembang sambil sesekali menyeka air mata kebahagiaan. Mungkin ini menjadi pengalaman yang tidak asing lagi bagiku. Setiap kali menghadiri undangan di kampus yang di sana terselip acara penghargaan, pasti istriku menangis. Tidak lain karena pada setiap acara itu, pasti nama anak kami selalu disebut. Padahal, setiap tahun, kami bisa menghadiri dari tiga ...